
Orang berhenti merokok umumnya karena kesehatan tetapi ada juga karena desakan lingkungan. Dikalangan kantoran muncul nilai bahwa merokok itu kuno. ketinggalan zaman atau bahasa gaulnya jadul. Faktor lain adalah karena terbatasnya ruang bebas untuk merokok. Hal ini banyak memberikan beban psikologis bagi perokok.
Dalam pemilu nanti kita harus memilih Presiden yang berkomitmen tinggi untuk mengendalikan dampak buruk tembakau bagi kesehatan. Tanpa komitmen yang kuat dari pemimpin negeri ini, sepertinya dampak tembakau akan sulit di realisasi. Komitmen itu penting guna mengurangi meluasnya pemakaian rokok di kalangan anak-anak dan remaja. Sampai sekarang tidak ada regulasi dari pemerintah yang membatasi penjualan rokok, dan juga tidak kunjung di bahasnya RUU Pengendalian dampak Tembakau.
Memburuknya kondisi perekonomian akibat krisis keuangan global memaksa kita bersikap hemat dan cermat dalam memgatur pengeluaran.
Semoga saja hantaman krisis ini membuat banyak orang berpikir untuk tidak " membakar " uangnya lewat berbatang-batang rokok.
Bulan februari kemarin pemerintah sudah menaikkan cukai tembakau, kalau nggak salah tujuh persen dan otomatis membuat harga rokok melambung. Ya kan...???
Mudah mudahan kebijakan ini dapat menyadarkan orang untuk menghentikan kebiasaan merokoknya. Di negara maju saja , gaya hidup merokok pun semakin di tinggalkan, karena dianggap tak beradab dan bodoh. Sekarang terserah anda mau masuk golongan jadul atau mematikan rokok sekarang juga.
continue...